bisnis online

Saturday, October 18, 2008

Porang, Mighty but Simple

Air hujan dan musim penghujan menjadi idaman bagi petani porang. Karena menjadi penanda dimulainya harapan baru, dimana bibit porang bersemi. Diawali dengan tunas memerah pada umbi porang, lalu batang tunggal porang menembus permukaan tanah dengan helaian daunnya yang menguncup. Dan selang beberapa hari, mengembanglah tajuk daun porang, membentuk batang yang sempurna.

Karena baru mulai menanam tahun ini, saya benar-benar menghayati betapa exciting nya saya sebagai petani mengikuti pertumbuhan 'bayi' yang baru tumbuh ini. Setiap hari helaian daun saya belai, mencari-cari jika hal-hal baru muncul. atau sekedar mengelap permukaannya dari debu atau kotoran yang menempel, konyol memang, tapi rasa yang membuncah tidak bisa diabaikan.

Dari pengalaman, sejauh ini porang adalah tanaman yang sederhana. Karena sama sekali tidak memerlukan perawatan, bahkan pemupukan adalah hal yang mewah bagi dia. Dia juga tanaman yang perkasa, karena - sejauh ini - belum diketahui hama yang bisa menyebabkan porang tidak sehat hingga mati. Dalam habitat aslinya - di hutan-hutan - porang tumbuh liar tanpa sentuhan pupuk ataupun insektisida.

Tetapi seperti kita tahu, pemberian pupuk sangat banyak bermanfaat untuk mempercepat perkembangan porang, terutama mensiasati siklus hidup porang yang rata-rata 6 bulanan. Sehingga masa panen porang yang secara alamiah baru tercapai pada tahun ketiga dengan berat individual umbi melebihi 2 kg, bisa dipercepat.

Thursday, October 9, 2008

Zapp..Bibit Porang pun Bersemi..


Hujan yang mengguyur Wonogiri dan sekitarnya sudah semakin sering, curah hujan pun lumayan tinggi. Bisa dipastikan musim hujan sudah dimulai, jadi anda yang punya rekening langganan banjir, silahkan bersiap-siap perahu karet dan truck kontainer kalau sewaktu-waktu harus pindahan. Meski di sisi lain, hujan adalah berkah dan selalu diharap-harap oleh petani seperti saya.
Meski sebenarnya tanda-tanda hujan sudah mulai terlihat sejak pertengahan bulan agustus dengan tunas umbi porang yang berwarna kemerah-merahan, ada yang bikin saya surprise awal minggu ini.
Sewaktu menanam porang di kebun jati tempo hari, ada sebagian umbi katak yang disimpan dan sama ibu saya dilempar ke pot bunga. Maksudnya ditanam di rumah untuk dilihat perkembangannya sewaktu-waktu, tentu saja berbeda dengan kalau melihat ke kebun, karena tidak bisa setiap saat ngechek.
Nah, karena kapan dan dimana umbi katak tersebut dilempar, saya tidak tahu dan tidak memperhatikan perkembagannya, justru ibu saya yang memberi tahu, tanamanmu sudah tumbuh..
Dan di pot bunga, jadi satu dengan tanaman yang lain, sebatang tanaman porang tegak bersemi, setinggi kurang lebih 25 cm, helaian daunnya masih belum membuka dengan sempurna. Sayang waktu itu saya tidak membawa kamera - sekedar mengabadikan pertumbuhannya.
Baru tadi pagi, saya sempat memotretnya, ketika daunnya sudah terbuka , sekilas seperti daun ganja.. he he..
Saya juga belum ke kebun, untuk melihat apakah bibit yang di sana sudah tumbuh. Semoga saja..