bisnis online

Monday, March 30, 2009

Menyiapkan panenan Porang

Semakin mendekati masa panen - meski di beberapa daerah pengepul sudah berlomba-lomba berburu porang di hutan-hutan, karena prinsipnya siapa cepat yang dapat - bagi para petani yang sudah membudidayakan porang secara intensif, semakin terbayang gemerincing rupiah yang bisa diperoleh. Dengan budidaya, margin yang bisa diperoleh semakin besar, dibandingkan dengan jika hanya mengumpulkan tanaman liar di hutan, karena siklus budidaya yang intensif dengan komposisi lahan produksi dan lahan bibit bisa menyebabkan biaya nol untuk pembelian bibit. Selain itu, budidaya memiliki kelebihan dibandingkan dengan berburu di hutan yaitu konsistensi ukuran dan kontinuitas panen yang bisa di jaga. Dengan budidaya, ukuran umbi hasil panen bisa dipilih dengan hanya memanen umbi yang berusia tiga tahun atau lebih atau minimal memiliki berat 1.5 kg.

Sebagai persiapan panen, untuk menghasilkan umbi berkualitas, utuh, bersih tidak berjamur terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan.

1. Pada saat menggali tanah untuk mengambil umbi, harus diperkirakan jarak yang optimal dari batang sehingga cangkul / alat penggali tidak sampai menyebabkan umbi luka atau bahkan terbelah.

2. Tiriskan umbi yang masih basah, kalau tanah cukup kering atau gembur, tanah yang membungkus umbi bisa langsung di buang dengan tangan. Sedangkan jika tanah yang menempel umbi terlalu becek, perlu di jemur. Tanah yang kering bisa dengan mudah dikeringkan.

3. Letakkan umbi panenan di tempat yang terbuka, teduh, dan tidak terkena air hujan atau air yang lain secara langsung. Jangan sampai ada air yang tergenang mengenai umbi yang sudah kering tersebut.

4. Jangan simpan hasil panen di dalam karung plastik atau di atas karung plastik. Panas yang di timbulkan karena sentuhan dengan karung plastik, bisa menyebabkan umbi gerah dan busuk.