bisnis online

Monday, April 29, 2013

Dan Porang Pun Mulai bersemi..

Untuk memerangi kemiskinan, memang perlu kepedulian, terobosan, power (kekuasaan), dan DUIT. Setelah budidaya porang berjalan secara 'underground' di sentra-sentra kecil di sekitar hutan jati, kini BUMN (baca  PERHUTANI) melakukan terobosan dengan meluaskan lahan garapan (dengan melanjutkan pogram kemitraan dan kredit lunak), memperbesar skala produksi (menambah jumlah dan kapasitas pabrik), dan memperluas akses pasar. Seperti yang dituturkan sendiri oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Seneng juga, ketika tulisan-tulisan saya beberapa tahun yang lalu, bisa menginspirasi teman-teman di internet - yang saya tidak pernah kenal sebelumnya - untuk beraksi menerabas gelapnya hutan untuk berburu porang.
Salut untuk mas Awanbiru, pelaut yang mendarat di hutan demi porang. :)

Semakin menjadi bukti bahwa porang bukan komoditas 'ecek-ecek'.

Thursday, April 18, 2013

Social business - ketika akumulasi kekayaan bukan lagi tujuan utama.

Sebuah reportase inspiratif pengembangan konsep Grameen Bank di Jepang. Dengan ide yang serupa, dan tentunya disesuaikan dengan karakter pedesaan Indonesia, saya menulis tentang lembaga keuangan kerakyatan di blog microfinance ini. Monggo ditelusuri..






Japan getting fond of social business


The social business concept introduced by Nobel laureate Dr Muhammad Yunus continues to receive support in Japan. The Japanese believe the model can solve various social problems, including poverty and environmental issues.
Since the declaration of Fukuoka city in Japan to be a social business city, academic institutions have seen that the model not only helps developing countries, but also developed countries like Japan. The social business city promotes zero dividend businesses to solve social problems in the city and throughout Asia.
Inspired by Yunus, Kyushu University set up an academic centre — Yunus and Shiiki Social Business Research Centre — in October 2011 to study, research, and promote social business in Japan and all over the world.
The centre aims to produce skilled social architects, build partnerships with related organisations, create replicable social business models to combat global issues such as poverty, health, environment, energy, education and natural disaster crises.  Prominent businessman Shiiki of the Fukuoka city funds this centre.
An agreement was signed between Kyushu University and Grameen Communications to promote relations and carry out collaborative research to solve global issues by using Grameen’s strength in serving the masses and the Japanese strength in technology.
Prof Masaharu Okada, executive director of the Yunus and Shiiki Social Business Research Centre, said he was impressed by Yunus’ personality and the wonderful social business innovation. Prof Okada engages himself with the university projects with the Grameen family and began working with Dr Yunus in 2008. He joined as executive director of Yunus Centre and Grameen Creative Lab at Kyushu University.
Students of Kyushu and many other universities in Japan are now encouraged to do research on social businesses, Prof Okada said in a recent interview.


Selengkapnya di sini

Thursday, April 11, 2013

Faktor Pengungkit (Leveraging) bernama ..GOTONG ROYONG

Satu budaya yang (kabarnya) semakin hilang diantara masyarakat Indonesia, yaitu semangat bergotong royong. Jangan diukur dari jumlah kehadiran dalam kegiatan kerja bakti bebersih kampung, atau ronda malam. (betul intensitas ke arah sana semakin kurang, tetapi bukan itu poin saya). Tetapi coba dilihat dari kacamata istilah bule: Empathy (dijamin ejaan nya bener, saya sudah konsul sama google translate :p). Menurut kamus, empathy merupakan kemampuan untuk memahami dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Nah, gagasan koperasi pedesaan ini adalah untuk mengkonversi empati menjadi uang.. lho bagaimana bisa? Inilah faktor pengungkit yang akan kita bahas lebih lanjut..

BERsambuNG....(ngetik thesis dulu... ditunggu supervisor he he..)


Monday, April 8, 2013

Koperasi berbasis 'commonality'

First of all, kenapa harus koperasi? 

Koperasi adalah produk ekonomi modern yang diterima di semua kalangan. Meskipun pertama kali diperkenalkan di Inggris yang notabene "a western country", tidak ada sentimen yang menentang di sebagian besar komunitas di seluruh dunia. Terlebih lagi di Indonesia, koperasi sudah diakui sebagai lembaga ekonomi yang sudah leluasa bergerak di dalam berbagai bidang usaha termasuk keuangan. Meski begitu, ada satu tantangan yang harus dihadapi oleh penggiat ekonomi pedesaan ini, adalah mengikis stigma yang telanjur melekat bahwa koperasi identik dengan simpan pinjam dan menghasilkan profit semata-mata dari mengambil margin meminjamkan uang. Pinjaman masih akan menjadi salah satu komponen operasional koperasi pedesaan, tetapi pinjaman berbasis bagi hasil profit dan aktifitas usaha yang mnyertainya-lah yang membuat koperasi pedesaan nanti akan berbeda dari koperasi yang sekarang berjalan.

Bagaimana kondisi saat ini? 

IMHO, beberapa hal berikut menjadi latar belakang kenapa harus dilakukan re-definisi koperasi sebagai soko guru ekonomi di Indonesia.- koperasi, kalaupun masih ada lebih kepada lembaga simpan pinjam yang mengambil keuntungan dari mengembangkan dana dengan pengembalian jasa (gamblangnya: bunga pinjaman). Terlepas dari ancaman riba dalam ajaran Islam, menurut saya hanya mengandalkan pemasukan dari bunga akan berdampak destruktif bagi koperasi. Betul, itu yang paling simpel. Tetapi janji kemudahan inilah yang akan mematikan semangat usaha, mengurangi keberanian mengambil resiko dari perniagaan, dan menuntun kepada kemalasan. (Bayangkan dengan tidak melakukan apa-apa, profit sekian persen plus pokoknya akan diterima setiap bulan). Belum lagi dampak runtuhnya kepedulian terhadap sesama, dan sifat gotong royong. - peranan aktif koperasi untuk aggregating potensi ekonomi sangat kurang. Kondisi saat ini sangat mengarah ke ekonomi kapitalistis yang memusatkan akumulasi kekayaan pada individu-individu dengan tidak/kurang memberikan keuntungan kepada orang lain yang terlibat. Pola usaha bersama dalam koperasi akan memberikan kesempatan yang merata di antara semua anggota operasi.

Jadi bagaimana alternatif jalan keluanya?  

Dalam koperasi yang digagas ini. Usaha dikembangkan dengan 2 unit bisnis yang saling menunjang.

  • Unit pembiayaan. Yang membedakan dengan pola simpan pinjam yang sudah jamak dilakukan sekarang adalah bahwa pinjaman yang disetujui untuk dipinjamkan kepada anggota yang memerlukan akan disalurkan dalam bentuk barang yang dibutuhkan. Kemudian pola pengembalian diberikan dalam bentuk bagi hasil dari hasil usaha peminjam.Ilustrasi riil nya sebagai berikut:Pak Ahmad anggota koperasi pada musim ini akan menanam jagung. Untuk lahan yang dimilikinya dia membutuhkan 15kg bibit jagung, 50kg pupuk dan 2 galon insektisida. Semua barang itu senilai 7,5juta rupiah. Untuk memenuhi kebutuhan pak Ahmad tersebut, koperasi mengorganisir pengadaan melalui unit operasional, sehingga karena order pak Ahmad digabung dengan order anggotax yang lain, koperasi bisa memperoleh barang yang diperlukan pak Ahmad dengan harga beli 7,250juta. 250rb selisih pembelian tersebut dicatatkan sebagai keuntungan koperasi dari unit operasional. Setelah panen tiba, hasil panen pak Ahmad sebanyak 12ton disetor ke koperasi, untuk digabung dengan hasil panenan anggota yang lain. Di pasaran lokal, jika langsung dijual ke pengepul, panen pak Ahmad bisa dibeli dengan harga 31,2juta, atau kira-kira Rp2.600,- /kg. Tetapi karena koperasi memiliki stok jagung sebanyak 200ton, dan cukup ekonomis untuk mengangkut langsung ke pabrik pakan ternak, koperasi memperoleh harga jual 2.800,-/kg. dimana hasil panen pak Ahmad bisa memperoleh hasil penjualan dengan selisih 2,4 juta dibandingkan jika dijual ke pedagang lokal. Selisih tersebut, kembali, dimasukkan sebagai laba unit operasional koperasi.selanjutnya setelah dipotong pinjaman modal, sisa bersih sebesar 24 juta, dibagi sesuai proporsi koperasi vs anggota peminjam. Katakan 70:30 untuk pak Ahmad, laba sebesar Rp 16,8juta diterima pak Ahmad untuk pengerjaan lahan seluas 1hektar dalam waktu sekita 3,5bulan +/- 110 hari.Selanjutnya apakah keuntungan koperasi hanya sebesar 7,2juta? Tnggu dulu. Nlai 7,2 hanya hasil bersih bagi hasil. Sedangkan kalau digabung dengan profit unit operasional akan menghasilkan 17,05juta. Yang sepenuhnya dikembalikan ke koperasi sebagai laba.
  • Unit operasional.Kegiatana unit operasional ini berperan sebagai middle man antara anggota dengan dunia luar. Dimana jika anggota membutuhkan bibit, pupuk maupun obat-obatan pertanian, koperasi bertindak sebagai disributor produk yang bersangkutan Sebaliknya ketika anggota akan memasarkan produknya, unit operasional bertindak sebagai buyer produk dan sekaligus supplier bagi pembeli/ end user. 
Dengan cara semacam ini, ada beberapa yang bisa diperoleh oleh anggota, antara lain:

  • Kecilnya beban pinjaman anggota, Bahkan bisa dibilang tidak ada beban pinjaman. Selama proses produksi berlangsung, anggota peminjam tidak ada beban pengembalian pinaman sekaligus tidak ada beban bunga/jasa. 
  • Potensi memperoleh keuntungan dari SHU koperasi, yang notabene adalah bagian dari akumulasi bagi hasil yang diperoleh koperasi dari pinjaman anggota. Terlihat bahwa keuntungan berputar diantara anggota dimana semakin besar profit yang dihasilkan dalam proses produksi, dan selanjutnya di bagi antara peminjam dan koperasi pada unit pembiayaan, maka keuntungan yang diperoleh dari pembagian SHU akan meningkat. 
Bagi kopeasi secara organisasi memperoleh keuntungan antara lain:

  • Sebagai middle man, koperasi membangun jaringan dua arah. Yang pertama jaringan produksi yang terdiri dari anggotanya yang aktif melakukan kegiatan produksi, baik pertanian, peternakan maupun usaha produksi lainnya. Pengembangan koperasi bisa diarahkan bertahap sesuai dengan kesiapan skala produksi maupun ketersediaan dan penguasaan pasar. Misalnya dari contoh di atas pada pertanian jagung. Pada tahap awal koperasi hanya menerima jagung pipil dari petani dan selanjutnya meneruskan ke parik bahan pakan sebagai raw material.Jika kapasitas produksi anggota dinilai sudah konsisten dan jumlhnya memadai, maka tahapan selanjutnya dari proses tersebut adalah menghasilka bahan setengah jadi bagi pabrik pakan. Di satu sisi akan menguntunkan pabrik pakan dengan pengurangan proses produksi (pabrik tidak perlu mengolah bahan mentah, melainkan menerika bahan setengah jadi untuk langsun gmasuk di proses selanjutny). Peranan pabrik pengolah untuk melakukan transfer teknologi dan knowledge ke koperasi sangat vital. Dan pengembangan produksi bisa berglir ke produk yang lainnya dengan metode pendekatan yang serupa. Begitu seterusnys hingga koperasi berkembang dari waktu ke waktu.
  • Keuntungan yang kedua bagi koperasi adalah pengembangan jaringan horisontal. Koperasi akan menjadi motor dalam membangun kapasitas dengan berkolaborasi dengan koperasi-koperasi yang lain. Atau organisasi lain yang bergerak dalam bidang yang sama. Sehingga diperoleh multiplikasi kapasitas. Yang pada akhirnya akan meningkatkan daya tawar di hadapan buyer.


Siapa yang paling diuntungkan / dirugikan? 

Saya melihat pola kerjasama ini menguntungkan semua pihak. Ketika poses produksi mengalami kerugian sekalipun, karena kedua belah pihak (koperasi dan anggota) sama-sama menanggung beban kerugian. Anggota peminjam tidak perlu dibebani bunga atas hutang karena gagal panen. Yang bisa dilakukan adalah menanggung beban pinjaman dengan proporsi tertentu (bisa 50:50, atau komposisi lainnya tergantung AD/ART koperasi). Sedangkan jika terjadi kerugian karena gagal panen (tetap panen tetapi tidak menghasilkan banyak profit), kerugian ditanggung kedua belah pihak dengan proporsi yang sama.