Yang saya temukan adalah kejutan...
Berawal dari gagasan memperkenalkan budidaya porang/iles-iles, sebagai salah satu komoditi andalan masyarakat desa, saya menyadari potensi pedesaan dan masyarakatnya yang bisa dikembangkan menjadi suatu kekuatan ekonomi yang-Insya Allah- sustainable. Kita harus menjawab satu demi satu persoalan yang timbul di pedesaan, dan bersama mencari jalan keluarnya. Kenapa kita? Karena hanya secara bersama-sama kita bisa menguaikan persoalan melalui langkah-langkah yang sistematis dan saling melengkapi.
Monday, October 27, 2008
Exotic Petals - Kembang Indah di Kebun Jati
Yang saya temukan adalah kejutan...
Tuesday, October 21, 2008
Membangun Kapasitas, Merajut Trust
Seorang bapak di tangerang, menyatakan telah membina petani di daerah Serang dan Purwodadi. Bapak yang lain, menelepon saya malam-malam menyatakan memiliki binaan di daerah Kendal, yang beralih ke Porang karena lahan petani binaannya kian hari semakin tertutup naungan daun pohon tegakan. Ada juga yang mengontak saya dari Banyuwangi, Gresik, Jember, dan lain-lain.
Yang cukup membanggakan adalah, rasanya potensi yang selama ini seakan-akan tenggelam, karena simpang-siur informasi serapan pasar dan jalur pemasaran, ketidak tahuan atas jenis yang diperdagangkan, telah mengerucut dan semoga bisa menjadi solid dengan informasi yang valid, beserta data pendukung, dan fakta di lapangan. Kontak-kontak yang saya miliki akan menjadi basis jaringan produksi, dengan kapasitas yang jauh lebih besar, dibanding dengan jika berjalan sendiri-sendiri.
Informasi-informasi yang disajikan dalam blog ini, diharapkan bisa memberikan gambaran yang lebih pasti, bahwa pasar porang benar-benar ada. Untuk menghindarkan para pemain baru dari permainan harga para spekulan - yang seringkali sama sekali tidak mengenali produk yang mereka minta - tetapi permintaan tersebut akan menciptakan demand semu yang beresiko pada kenaikan harga yang gila-gilaan pada level broker, yang ujungnya bsia mematikan pasar sendiri.
Perlu diiingat juga, ketika kapasitas produksi telah berhasil kita tingkatkan, ada masanya ketika pasar akan menjadi lebih selektif - tentunya pasar akan memilih pasokan dengan kualitas yang lebih standard dan konsisten. Karena itu, mulai dari sekarang senyampang budidaya baru dimulai, mari kita mulai mempersiapkan kualitas terbaik yang bisa kita berikan. Dengan cara komitmen menentukan parameter-parameter produksi, dan konsisten dalam implementasinya.
Saturday, October 18, 2008
Porang, Mighty but Simple
Karena baru mulai menanam tahun ini, saya benar-benar menghayati betapa exciting nya saya sebagai petani mengikuti pertumbuhan 'bayi' yang baru tumbuh ini. Setiap hari helaian daun saya belai, mencari-cari jika hal-hal baru muncul. atau sekedar mengelap permukaannya dari debu atau kotoran yang menempel, konyol memang, tapi rasa yang membuncah tidak bisa diabaikan.
Dari pengalaman, sejauh ini porang adalah tanaman yang sederhana. Karena sama sekali tidak memerlukan perawatan, bahkan pemupukan adalah hal yang mewah bagi dia. Dia juga tanaman yang perkasa, karena - sejauh ini - belum diketahui hama yang bisa menyebabkan porang tidak sehat hingga mati. Dalam habitat aslinya - di hutan-hutan - porang tumbuh liar tanpa sentuhan pupuk ataupun insektisida.
Tetapi seperti kita tahu, pemberian pupuk sangat banyak bermanfaat untuk mempercepat perkembangan porang, terutama mensiasati siklus hidup porang yang rata-rata 6 bulanan. Sehingga masa panen porang yang secara alamiah baru tercapai pada tahun ketiga dengan berat individual umbi melebihi 2 kg, bisa dipercepat.
Thursday, October 9, 2008
Zapp..Bibit Porang pun Bersemi..
Meski sebenarnya tanda-tanda hujan sudah mulai terlihat sejak pertengahan bulan agustus dengan tunas umbi porang yang berwarna kemerah-merahan, ada yang bikin saya surprise awal minggu ini.
Sewaktu menanam porang di kebun jati tempo hari, ada sebagian umbi katak yang disimpan dan sama ibu saya dilempar ke pot bunga. Maksudnya ditanam di rumah untuk dilihat perkembangannya sewaktu-waktu, tentu saja berbeda dengan kalau melihat ke kebun, karena tidak bisa setiap saat ngechek.
Nah, karena kapan dan dimana umbi katak tersebut dilempar, saya tidak tahu dan tidak memperhatikan perkembagannya, justru ibu saya yang memberi tahu, tanamanmu sudah tumbuh..
Dan di pot bunga, jadi satu dengan tanaman yang lain, sebatang tanaman porang tegak bersemi, setinggi kurang lebih 25 cm, helaian daunnya masih belum membuka dengan sempurna. Sayang waktu itu saya tidak membawa kamera - sekedar mengabadikan pertumbuhannya.
Baru tadi pagi, saya sempat memotretnya, ketika daunnya sudah terbuka , sekilas seperti daun ganja.. he he..
Saya juga belum ke kebun, untuk melihat apakah bibit yang di sana sudah tumbuh. Semoga saja..