Karakter umbi Amorphophallus Muelleri / Onchophillus adalah berkembang secara horizontal, melebar ke samping. Umbi ini terbentuk pada pangkal batang semu pada akhir musim penghujan, semakin mengembang, seiring dengan mengeringnya batang semu tersebut, menyimpan seluruh sari pati makanan ke dalam umbi yang merupakan batang asli, untuk cadangan selama masa dormant di musim kemarau.
Dengan cara penanaman konvensional (dan mungkin pernah saya utarakan di bagian lain blog ini juga), akan ditemui kesulitan untuk menemukan umbi yang batang semunya sudah mati. Karena meski tanah sedikit terangkat (membentuk gundukan), bagi orang-orang yang belum terbiasa akan kesulitan membedakannya dengan kondisi tanah di sekitar umbi. Jika tanah digali dengan cangkul secara sembarangan / acak, bisa berpotensi menyebabkan umbi tercangkul. Dimana jika umbi tidak utuh lagi, masa simpan akan lebih pendek.
Untuk mengantisipasi hal ini, penanaman iles-iles bisa dilakukan dengan menggunakan pematang, yaitu media tanam dibuat lebih tinggi dari tanah di sekitarnya. Jika penanaman dilakukan di lahan produksi dengan jarak tanam yang disarankan sebesar 50 cm x 100 cm, dimana 100 cm adalah jarak antar puncak pematang, dan lebar pematang mencapai 50 cm, dipisahkan parit sedalam kurang lebih 40 cm. Agar tunas porang yang tumbuh cepat mencapai permukaan tanah, kedalaman penanaman disarankan sebesar 3 - 4 kali ketebalan umbi. Misalnya ketebalan umbi / bibit 5 cm, maka bibit ditanam maksimal sedalam 20 cm. Karena tunas yang tidak segera bisa mencapai permukaan, bisa beresiko membusuk di dalam tanah.
Dengan cara ini, ada dua keuntungan yang bisa diperoleh. Pertama memudahkan untuk mengidentifikasi titik tanam dan mempermudah pemanenan. Kedua, parit akan membantu air lancar mengalir, menghindarkan umbi membusuk sebelum tumbuh, terlebih pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.
Metoda ini, selain cocok untuk lahan produksi, juga bisa diterapkan pada lahan persemaian. Hanya tinggal melakukan pengaturan jarak dan ukuran pematang, juga kedalaman lobang tanam.
Berawal dari gagasan memperkenalkan budidaya porang/iles-iles, sebagai salah satu komoditi andalan masyarakat desa, saya menyadari potensi pedesaan dan masyarakatnya yang bisa dikembangkan menjadi suatu kekuatan ekonomi yang-Insya Allah- sustainable. Kita harus menjawab satu demi satu persoalan yang timbul di pedesaan, dan bersama mencari jalan keluarnya. Kenapa kita? Karena hanya secara bersama-sama kita bisa menguaikan persoalan melalui langkah-langkah yang sistematis dan saling melengkapi.
Monday, November 10, 2008
Pematang - Cara penanaman dengan double impact
Labels:
Bibit Porang,
Budidaya,
Environment,
Hutan Lindung,
Investasi,
Menanam Porang,
Pematang,
Penghijauan,
porang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment