bisnis online

Saturday, November 14, 2009

"Virus Porang" - Strategi Menjamin Pasokan

Permasalahan niaga porang yang mulai kritis dan mendesak untuk ditangani adalah, ketersediaan pasokan, baik secara jumlah maupun kontinuitas stock. Dari artikel di http://www.kapanlagi.com/h/0000181669.html, terungkap permintaan pasar luar negeri sebesar 104 ton baru bisa dipenuhi 24 ton, pada tahun 2007. Kalaupun tahun 2008 ini kapasitas sudah meningkat, rasanya tidak lebih dari 48ton (200% dari kapasitas tahun 2007), itupun baru mencukupi 46% permintaan dan dengan asumsi permintaan pasar tidak meningkat lagi. Selain artikel di atas, telepon/sms/email yang masuk, cukup membuktikan tingginya demand saat ini.

Mengingat musim panen hanya 3-4 bulan dalam satu tahun dengan kapasitas jauh di bawah permintaan, saya rasa sekaranglah waktunya untuk menyebarkan "virus porang". Tujuan ganda dari virus ini adalah, menjamin pasokan porang dengan harga yang logis (ingat, demand tinggi sementara supply kurang, bisa menciptakan harga semu, dan jika harga sudah tidak masuk akal, kompetitor dari China, Thailand dan India pasti dengan mudah mengisi pasar), yang kedua adalah - tentu saja - aspek sosial yaitu perekonomian petani sebagai penggarap dan pemilik lahan bisa meningkat.

Cara menyebarkan virus ini, tidak terlalu rumit. Di tahun pertama, gunakan seberapapun lahan yang anda miliki, asal memenuhi persyaratan tanam, belilah bibit secukupnya, dan tanamlah di lahan anda. Sambil menanam - ini yang paling penting dari penyebaran virus ini - jawab pertanyaan dari para petani tentang apa yang anda tanam, bagaimana potensi penjualannya, dan sebagainya, point utama yang harus disampaikan adalah harga lebih tinggi dari gaplek kering (sekarang ini harga gaplek terakhir adalah Rp 1.050/kg - sementara porang basah anda beli seharga Rp 1.250 pun anda sudah untung), dan pada musim mendatang anda bisa memberikan mereka bibit sekaligus membeli hasil panen mereka. Petani hanya perlu menyediakan lahan, pupuk kandang, menanam dan memanen porang.

Di musim depan, pastikan anda bisa mencukupi permintaan bibit, sehingga anda bisa memberikan bibit katak/bulbil hasil dari panenan anda sendiri kepada petani. (sementara anda sudah panen umbi dan buktikan kalau laku hasilnya laku dijual). Musim berikutnya, beli panenan mereka (berapapun ukuran umbi yang dihasilkan dari katak), sortir , yang cukup besar silahkan dirajang menjadi chips (tetapi biasanya usia 1 tahun belum cukup besar), yang masih kecil siap untuk bibit umbi. Pada saat ini, katak/bulbil dari petani tidak perlu anda beli, karena katak tersebut yang bisa mereka gunakan untuk bibit, tanpa anda beri lagi.

Sedangkan umbi kecil dari petani pertama, anda berikan kepada petani lain, gratis, untuk ditanam di lahan mereka, dengan syarat harus dijual kembali kepada anga. Sementara petani yang pertama tadi sudah memiliki katak untuk ditanam.

Begitu seterusnya. Dengan metoda bibit bergulir semacam ini, paling tidak anda sudah menularkan "Virus Porang" kepada para petani di daerah anda. Dan mulai akhir tahun kedua, Insya Allah, pasokan porang anda sudah cukup banyak,ajeg dan terus berkembang melebihi kapastias lahan yang anda miliki sendiri.

5 comments:

Fajri said...

mohon infonya pak utk mendapatkan bibit porang diwilayah, lumajang jember, probolinggo dimana ya?

Terima kasih
Agus.fajri@gmail.com

Unknown said...

Maaf pak, untuk daerah sana saya belum ada informasi. Mungkin bapak bisa coba minta sharing informasi dari teman-teman milist "agromanis".
Salam

Unknown said...

Kalau mau jual yg basah harga berapa ya....

Thanks

uca said...

wah, saya tertarik dengan tanaman ini.
mohon info lebih lanjut tentang perolehan bibit, penjualan dan cara penanganannya-apalagi katanya si porang ini bikin gatal.

Unknown said...

Mungkin lebih tepatnya getah porang menyebabkan kulit yang terkena menjadi kaku dan retak-retak, sehingga sensasi perih yang terasa (bukan gatal seperti karena ulat atau gigitan nyamuk.