
Jadi, iles-iles atau porang ini adalah, seperti foto di samping ini. Di beberapa literatur, batangnya dibilang bisa mencapai 1,5 m. Tetapi foto disamping ini bukan rekayasa, atau bukan orangnya yang pendek. Faktanya, jika tanah subur dan lingkungan mendukung, batang porang bisa mencapai 2 meteran lebih.
Batang porang belang-belang hijau putih, kadang ada juga bintik hitamnya. Secara sepintas memang mirip sekali dengan saudara sepupunya, suweg. Nah yang paling gampang digunakan untuk membedakan antara porang dengan suweg adalah, jika kita lihat di daunnya. Kalau di pangkal daunnya tidak ada umbi kecil seperti kutil, bisa dipastikan itu bukan porang. Karena di daun porang terdapat umbi anakan yang dikenal sebagai bulbil/katak, yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan generatif.
Selanjutnya pembeda terakhir adalah umbi. Umbi porang basah berwarna kuning, hampir sekuning kunyit. Dan bisa dibilang warna kuningnya kelihatan sekali, tidak tersamar. Kalau sudah dalam bentuk irisan, dan keringnya sempurna, keripik porang berwarna putih cerah, sekilas ada kerlip-kerlip seperti kaca, tesktur seratnya halus sekali. Kadang ada kesulitan untuk membedakan dengan irisan umbi lain kalau sudah dalam bentuk irisan kering. Kalau iles-iles hutan dan suweg, teskturnya kasar, seratnya besar-besar.
Nah, bagi anda yang baru memulai, semoga tidak salah.
2 comments:
Menarik penjelasan umbi porang di atas. Umbi porang berwarna kuning, tapi setelah dijemur matahari keripik porang menjadi putih. Padahal, di Jepang, umbi porang berwarna putih. Apakah ada foto yang menunjukkan warna keripik setelah dijemur?
Adi
Menurut literatur, iles-iles putih sebenarnya juga mengandung glucommanan, hanya kadungannya lebih sedikit dibanding dengan porang (iles-iles kuning).. Mengenai foto insya allah saya kirim pak.. bisa PM langsung ke email bapak jika tidak keberatan..
Post a Comment