bisnis online

Thursday, August 7, 2008

Umbi Porang - Sistem Cerdas Pendeteksi Hujan


Secara alamiah, umbi porang diciptakan dengan mekanisme kerja luar biasa. Dalam tulisan saya sebelumnya, sudah saya sampaikan bahwa tanaman porang pada menjelang akhir musim hujan, akan layu dan batang semunya mengering. Dan terhitung pada saat itu, hingga sekitar satu bulan ke depan, adalah masa-masa terbaik persiapan panen. Saya bilang persiapan, karena kalau dipanen, masih belum layak karena kandungan air nya cukup tinggi. Dan kandungan air ini selain bisa menyebabkan miskalkulasi (karena berat air), juga bisa mengurangi daya tahan umbi ketika terkena udara luar.

Kembali ke umbi cerdas. Sebaliknya pada mendekati musim hujan. Sang umbi akan mendeteksi kelembaban udara, dan secara alamiah pula, titik tumbuh akan mulai berkembang membentuk semacam tunas yang berwarna kemerah-merahan. Dia akan terus berkembang hingga tiba saatnya ketika musim hujan datang, batang semu akan muncul di atas permukaan tanah.

Pertumbuhan tunas ini tidak bisa ditipu dengan guyuran air yang kontinyu ke umbi. Karena jika itu yang dilakukan, umbi malah akan busuk dan mengundang belatung yang memakan umbi. Itu sebabnya, porang mengharamkan tanah becek sebagai media tumbuhnya.

Belum lama berselang, sekitar minggu ke 3 juli 2008, saya menemui umbi di gudang saya mulai muncul tunas kemerahan. Seorang teman memang menyarankan untuk segera menanamnya, sehingga bisa terjaga kelembaban alamiah umbi tersebut. Juga karena biasanya agak susah mencari buruh untuk menanam kalau musim hujan terlanjur datang- mereka pilih menanam di lahan sendiri.

Mulailah saya menanam di lahan yang sudah disiapkan. Waktu itu, si pemilih lahan agak protes, kok masih panas begini sudah ditanam apa tidak kering. Saya memang berkeras menanam bibit di lahan yang tersedia. Tetapi si pemilik berkeras juga, agar sisa umbi yang kekurangan lubang ditahan dulu tidak ditanam, dan menantang teori siapa yang benar. He he... jadinya kayak berantem deh..

Entah ada hubungannya atau tidak , ternyata selang beberapa hari, cuaca selalu mendung di lokasi lahan. Memang belum juga turun hujan, tetapi saya rasakan kelembaban udara mulai meningkat belakangan ini. Yah.. siapa tahu memang si umbi lebih cerdas memilih masa tumbuh dia, daripada pemikiran manusia. Semoga.. biar saya bisa menang taruhan .. he he...Amin

3 comments:

awanbiru said...

Permisi Pak Khansa, perkenalkan nama saya Dani Mulyawan dari Tasikmalaya. saya tertarik membudidayakan porang setelah seorang rekan ayah saya memesan chip porang, di daerah saya dikenal dengan nama ileus. setelah menggoogling akhirnya saya menemukan blog ini. saya berterima kasih karena artikel yang bapak tulis sangat bermanfaat bagi saya. sayapun memberanikan diri untuk membudidayakan tanaman ini melalui kerjasama dengan beberapa petani di daerah saya. ada beberapa pertanyaan yang saya ingin ajukan kepada bapak semoga bapak berkenan menjawabnya ; 1. Bagaimana cara mencegah umbi porang terserang jamur putih setelah dipanen ? ( pertanyaan ini saya ajukan karena saya mengumpulkan benih umbi dari hutan setelah saya simpan dalam jangka waktu 3 - 4 hari timbul jamur putih di sekitar umbi ). 2. Di bulan apakah ( kapan ) masa panen dan tanam yang baik bagi tanaman porang ? pertanyaan ketiga dan terakhir, jika jumlah petani yang saya bina bertambah bayak hingga hasil produksi kami melimpah ( mudah - mudahan dan Insya Allah saya yakin akan berkembang ) bersediakah Bapak membuka pintu kerja sama dengan kami petani porang dari Tasikmalaya untuk membeli hasil produksi kami ?

awanbiru said...

Maaf pak Khansa, saya lupa mengucap kan terima kasih di akhir komentar saya.

The Cooks said...

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana ini.
1. Sepanjang pengalaman saya, jamur itu muncul kalau kondisi lembab, dan sirkulasi udara penyimpanan umbi tidak lancar. Bisa juga terjadi pada umbi yang ditempatkan di karung selama beberapa waktu. Kondisi hangat dalam waktu lama (sampai katakan 7 hari hari berturut-turut) bisa membuat umbi busuk dan lembek (rusak). 2. Sebaiknya kalau tanaman budidaya, panen menunggu sampai batang iles layu / kering. Pada saat itu penyimpanan cadangan makanan ke umbi sudah optimal, dan biasanya berbarengan dengan musim hujan habis. Keuntungannya masa simpan umbi lebih lama. Kecenderungan teman-teman pengumpul dari hutan membabi-buta memanen ketika batang masih tegak berdiri (karena tanaman lebih mudah diidentifikasi dari batang yang masih tegak, mudah dibedakan dari tanaman lain yang mirip). 3. Kerjasama jangka panjang Insya Allah bisa kita lakukan. Kita tunggu waktu yang tepat ;)
Terima kasih, jangan-sungkan-sungkan.