bisnis online

Thursday, August 7, 2008

Mulai Menanam - Menyemai Harapan


Minggu yang lalu , minggu ke-4 Juli 2008, saya mulai menanam Porang di lahan yang sudah disiapkan. Di daerah Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar, Jateng.

Lahan seluas 5000 m 2 yang seluruhnya ditumbuhi pohon jati berusia kurang lebih 5 tahun, kira-kira tingginya baru 15 - 20 m. Dan lingkar batang rata-rata 25 - 35 cm. Mereka ditanam dengan kerapatan 1,5 m x 1, 5 m. Cukup rapat memang, tapi awalnya di pemilik lahan menginginkan agar tanamannya bisa tumbuh lurus ke atas, baru ketika mulai rapat, sebagian tanaman yang jelek batangnya atau terlalu rapat akan dikurangi bertahap.

Kembali ke penanaman porang. Lahan yang sudah siap tersebut saya minta digali dengan ukuran kurang lebih 1 m x 1 m. Tidak terlalu rapat memang, mengingat bibit yang saya siapkan adalah umbi dengan bobot rata-rata 4 ons. Malah ada umbi yang saya beli dari Trenggalek sudah berukuran kurang lebih 2 kg.

Lubang digali dengan ukuran rata-rata 30 x 40 x 20-25 cm. Sesuai petunjuk seorang teman, lubang galian berperan sebagai pot sebagaimana ketika kita bertanam tabulampot (tanaman buah dalam pot) sehingga hanya memberi ruang gerak optimal bagi perkembangan umbi. Tidak terlalu dalam, karena perkembangan umbi nantinya membesar ke samping atau ke atas.

Selanjutnya saya masukkan pupuk - murni pupuk kandang, karena pemilik lahan punya kotoran sapi sebanyak satu kandang hampir penuh, usianya sudah hampir 2 tahun tidak dipakai. Jadi dengan semangat penghematan, ya sudah semua kotoran yang ada kami tuang ke lubang. Ngirit.. he he...

Soal pupuk ini, seorang teman menyarankan pada waktu pupuk di tuang ke lubang terlebih dulu di campur dengan furadan atau EM4 yang berfungsi sebagai fungisida, membunuh jamur baik yang muncul dari tanah maupun dari bawaan pupuk kandang. Sayang saya tidak sempat melakukan sarannya.

Sebelum pupuk dimasukkan, umbi saya taruh lebih dulu di dasar lubang. Ada dua posisi yang saya cobakan, yaitu umbi tegak dengan tunas di atas dan posisi terbalik. Ada sumber yang mengatakan umbi dibalik akan memperbesar tumbuhnya panenan nanti. Tapi petani porang yang sudah berpengalaman mengatakan pembalikan umbi tidak berpengaruh apapun. Who knows.. makanya saya coba semua.

Setelah umbi masuk, baru pupuk dituangkan dan dicampur dengan tanah hingga munjung. Artinya ketinggian tumpukan tanah di atas tanah sekitarnya. Ini disarankan untuk mencegah air menggenang di bekas galian umbi.

Dari 800 lubang yang kami gali, semua umbi sudah tenang di tempatnya. Tinggal ada sisa bibit yang akan ditanam setelah datang musim hujan, oleh partner saya. Monggo kemawon silahkan..

Tinggal berdoa bareng-bareng agar hasil panenan mendatang seperti yang diharapkan bersama, dan jika eksperimen ini berhasil, semoga masyarakat mau meniru membudidayakan di lahan jati mereka. yang otomatis bisa lebih produktif, dibanding jika mereka membuka lahan untuk ditanami singkong.

Amiinn...

4 comments:

Anonymous said...

Saya ingin mencoba menanam porang ini. Apakah bisa dijelaskan, dari mana bisa membeli bibitnya ?

Adi

Unknown said...

Beberapa link di Indonetwork.co.id menawarkan bibit porang. Ada yang berupa katak dan juga ada umbi..
Salam

Unknown said...

Saya ada umbi porang ready 5 ton, jika mau silahkan hubungi saya d email siapa_bilang_emailku_panjang[at]yahoo[dot]com

Ambar said...

Bapak cbudiyanto, bagaimana perkembangan porang yang bapak tanam tersebut? Mohon dishare kisah kelanjutannya ya? Terima kasih :)